SEBUAH film pendek bertajuk The Assignment mewakili Indonesia di Festival ASEAN New Generation Short Film Collection yang digelar di Jepang.
Di tahun 2023, akun X @ikandory28 pernah mengunggah kisah tentang jawabannya di lembar tugas sekolah yang membuat sang ibu dipanggil menghadap guru. Cuitan itu sempat viral, hingga kemudian diadaptasi oleh Turion Creative di Jambi untuk dijadikan sebuah film pendek.
Dikutip dari Aplaus Media, film ini berkisah tentang soal tugas sekolah ”Apa tugas ibu?” yang dijawab oleh murid dengan ”bekerja”. Jawaban itu disalahkan oleh gurunya, karena jawaban sesuai kunci jawaban adalah ”mengurus rumah”. Si murid pun protes karena ia menjawab sesuai kenyataan bahwa ibunya memang bekerja.
Film ini nyatanya bukan sekadar lelucon tentang jawaban tugas yang “tidak sesuai kunci jawaban” melainkan menjadi perenungan mendalam tentang konstruksi sosial gender dan keberdayaan perempuan.
Ketika berbicara tentang tugas dan peran ibu, semua perempuan (ibu) menyadari bahwa hakikat mereka adalah sebagai pendidik anak-anak. Ibu adalah ’sekolah pertama’ anak, yang menjadi tempat anak mendapatkan pengetahun pertama tentang berbagai hal dalam kehidupan. Ibu juga menjadi sosok yang memberikan kehangatan, kasih sayang, dan perlindungan bagi anak-anaknya.
Namun apakah ibu serta merta harus mengurus rumah dan tidak bisa mengaktualisasikan diri di luar rumah? Sejatinya, ini adalah pilihan.
Ketika rumah tangga berjalan baik, suami dan istri kompak dalam mengelola rumah tangga, dan ada support system yang optimal, maka seorang perempuan bisa memberikan manfaat lebih banyak untuk orang lain di luar rumah. Ada beragam pilihan karier dan profesi yang bisa ditempuh, karena perempuan berhak atas pendidikan dan pengembangan dirinya.
Ada pula yang dipaksa oleh keadaan untuk harus berdaya di luar rumah. Mungkin sebagai single parent, atau keadaan suami yang tidak bisa mencukupi kebutuhan dasar rumah tangga, membuat istri (ibu) harus bekerja secara profesional di kantor. Dan terbukti, banyak perempuan mampu menjadi profesional di luar rumah tanpa melepaskan bonding dengan anak-anaknya.
Di sisi lain, tak sedikit perempuan memilih menjadi ibu rumah tangga. Mereka bertekad mengurus rumah tangga sebaik mungkin, dekat dengan anak-anak setiap hari, tanpa harus kehilangan kehidupan sosial. Mereka bahagia dan mampu menjadi versi terbaik diri mereka.
Stigma bahwa perempuan hanya berkutat dengan urusan domestik memang sudah tidak bisa dipertahankan. Perempuan bisa menjadi guru atau pengusaha, selama jalan yang ditempuh halal dan thayyib. Terlebih secara naluriah, perempuan yang berkarier di luar rumah tetap akan selalu memprioritaskan kepentingan keluarga terutama anak-anaknya. Karena fitrah sebagai ibu tidak bisa dipungkiri.
Kembali ke film pendek karya Turion Creative, kamu yang penasaran dengan film pendek ini bisa langsung mengaksesnya di akun YouTube ASEAN-Japan, jangan lupa beri dukungan terbaik untuk karya anak bangsa ya!
KOMENTAR ANDA